”Hari Kemakmuran Dunia” Digagas Raja Sultan Se-Nusantara

”Hari Kemakmuran Dunia” Digagas Raja Sultan Se-Nusantara

bengkuluinteraktif.com-Pertemuan Raja Sultan Se-Nusantara di Gedung Diklat Desa Mojorejo,Rejang Lebong, Sabtu,(31/03/2018) digagas oleh Asosiasi Kerajaan dan Keraton Se- Indonesia (AKKI). Acara yang mengusung tema “ Kemulian Desa dan Makrifat Adat Nusantara dalam Menyongsong Indonesia Sebagai Pusat Kemakmuran Dunia” dibuka oleh Plt Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah.

Acara dilanjutkan dengan penandatangnan Deklarasi 31 Maret sebagai “Hari Kemakmuran Dunia”. dilanjut dengan khotba agung para Raja Sultan dan pemangku adat, serta dialog tentang “Persepektif Pembangunan dan Undang-Undang” yang disampaikan oleh anggota DPR-RI, Nanang Samudra dan Eni Khairani.

"

Acara Sambung Rasa Nasional di Rejang Lebong dihadiri 30 Raja dan Sultan Nusantara. Diantaranya Shri Lalau Gede Pharma Eknas AKKI/Paradhya Lombok VIII,Kandjeng Rhesi Herbayu Yogyakarta, Sri Sultan Suryo Alam dari Demak, Raja Laiwoi Kandari, Raja Mekogga Sulawesi Utara dan Sultan Sepuh XIV yang diwakili sekjend FSKN, Bunda Yani Wage Sulistiowati,Kerajaan Sihondop Tapanuli Selatan/Raja Gedombang bergelar RLL Iman Sobri Pulungan,Ambo Delle Raja Sidrap Sulawesi Selatan,Gom Simorangkir Pemangku adat Batak,Pangeran Haqqadirrauf Bangsawan Muda Indonesia, Kanjeng Raden Subandrio dari Kerajaan Majapahit,M Herlansyah SH MH dari Bermani Jurukalang Kerajaan Renah Sekelawi Mangku Rajo Kabupaten Lebong dan Azwar S.Kamidan Singajaya II Kerajaan Muara Bangkahulu Benteng.

"

Dalam sambutanya, Plt. Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah memberikan apresiasi kepada Pemda Rejang Lebong serta Bapak Ahmad Hijzi selaku Bupati Rejang Lebong yang telah memfasilitasi kegiatan. 

“Saya berharap Sambung Rasa Nasional ini bisa bermanfaan bagi kemajuan daerah,khususnya Rejang Lebong serta umumnya Provinsi Bengkulu,harapan saya pertemuan ini dapat menghasilkan gagasan riil yang mampu meningkatkan kesejatraan masyarakat adat desa yang merupakan salah satu sasaran pembangunan dan pemerintah tentu mempunyai kewenangan melakukan inovasi pembangunan,” ujar Rohidin.

Bupati Rejang Lebong, Ahmad Hijazi yang juga bergelar Aryo Rajo Pasak Bumei mengatakan,ada 3 hal penting yang diusung dalam kegiatan Sambung Rasa Nasional ini yaitu penguatan wacana pembentukan Undang-Undang Desa dan Undang-Undang Adat, ketiga  perumusan skenario Indonesia Masa Depan 
“Deklarasi Hari Kemakmuran Dunia yang sudah kita laksanakan tadi sama kemaren, semoga ini menjadi salah satu wujud yang dihasilkan dari kegiatan Sambung Rasa Nasional di Kabupaten Rejang Lebong ini,” Ujar Hijazi. 

Hasilnya nanti akan kita serahkan kepada anggota DPR-RI dan DPD-RI yang ikut menggiring untuk dibawa ke pusat, Agar bisa dituangkan dalam undang-undang baik itu Undang-Undang Desa atau Undang-Undang Adat.

Selain itu,kegiatan Sambung Rasa Nasional yang dilaksanakan di Rejang Lobong juga dalam rangka promosi daerah serta menjalin kerjasama,bidang ekonomo,kebudayaan,pariwisata dan bisnis bidang lainnya untuk sektor jangka panjang. “Acara ini bukan hanya bicara soal seremonial pertemuan saja,namun lebih untuk kemajuan daerah khususnya Rejang Lebong kedepan” tambah Hijazi.

"

Shri Gede Pharma selaku Eksekutif Nasional (ERNAS) AKKI mengatakan,motivasi digelarnya kegiatan Sambung Rasa Nasional tidak lain karena munculnya kegelisaan terkait kondisi masyarakat desa. Padahal ada potensi baik di Indonesia dengan sudah adanya undang-undang tentang Desa.tapi yang  kita inginkan saat ini dari undang-undang desa tersebut bisa lebih dalam lagi menggali potensi bukan soal anggarannya saja,melainkan adanya nilai-nilai kebudayaannya dan adat istiadat yang harus dilestarikan bagaimana kedepan desa benar-benar bisa menjadi tulang punggung.

‘masyarakat desa harus dipandang sebagai manusia yang memiliki daya hidup memiliki filosofi,memiliki nilai-nilai yang selalu bekerja dari keluhuran nenek moyangnya, acara ini diharapkan bisa memunculkan rumusan tentang Perpres terhadap undang-undang desa ,munculnya Naskah Akademik tentang undang-undang adat serta adanya skenario indonesia masa depan, kalau soal deklarasi yang kita buat hari ini 31 Maret sebagai Hari Kemakmuran Dunia sebagai patok semangat. “ ujar Gede.

Reporter : Iman SP Noya