Interaktif News – Warga Pulau Enggano menjadi pihak yang paling terdampak akibat pendangkalan dan penyempitan arus Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu. Saat ini 4000 lebih warga Pulau Enggano terancam terisolir akibat terputusnya akses transportasi barang dan orang untuk menuju dan keluar dari Pulau Enggano.

Menyikapi itu, warga Pulau Enggano yang saat ini terjebak di Kota Bengkulu akan menggelar aksi demonstrasi untuk menuntut pertanggungjawab Pelindo dan pemerintah atas terputusnya akses ke Pulau Enggano. Aksi rencananya akan digelar pada Senin, 14 April 2025 di Kantor Cabang Pelindo II Bengkulu.

Koordinator Lapangan, Herwin Kauno mengatakan, saat ini yang paling dibutuhkan adalah penanganan darurat terutama akses masuk keluar hasil pertanian masyarakat dan angkutan penumpang. Roda perekonomian di Pulau Enggano sekerang terhenti.

“Saat ini ada ratusan warga Enggano yang terjebak tidak bisa kembali. Ada guru, tenaga kesehatan dan lain-lain. Kami minta Pelindo bertanggungjawab, kami ini bagian dari warga Bengkulu. Hasil-hasil pertanian kami juga tidak bisa dijual, darimana kami dapat uang” kata Herwin saat dikonfirmasi, Sabtu, (12/04/2025).

Lebih lanjut disampaikan Herwin, kapal laut yang selama ini melayani transportasi menuju Pulau Enggano tidak bisa berlayar karena alur Pelabuhan Pulau Baai yang dangkal dan sempit. “Kalau dipaksakan berlayar ini sangat berbahaya, terutama bagi penumpang” kata dia.

Herwin berharap Pelindo dan pemerintah segera mencarikan solusi agar roda perekonomian di Pulau Enggano kembali normal.  “Harus ada solusi segera, tidak bisa begini. Ada ribuan warga kami yang saat ini dalam kondisi terancam” kata Herwin.

Gubernur Bengkulu Utlimatum Pelindo

Sementara Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan telah mengulitmatum Pelindo agar serius menangani pendangkalan. Usai bertemu langsung dengan Dirut Pelindo di Jakarta, Helmi Hasan menyampaikan kekecewaannya lantaran Pelindo tidak tepat janji.

“Pelindo sebelumnya berjanji pada Selasa lalu kapal sudah bisa berlayar ke Enggano membawa penumpang dan logistik. Namun hingga Rabu, kapal tetap belum juga bisa jalan,” ujar Gubernur Helmi, Jumat, (11/04/2025

Menurut Helmi, perusahaan yang ditunjuk Pelindo untuk melakukan pengerukan hanya dikontrak untuk kedalaman tiga meter, padahal idealnya minimal enam meter, meski bersifat sementara. Selain itu, lebar alur hanya sekitar 40 meter, yang dianggap terlalu sempit bagi kapal besar.

“Kita minta agar lebar dan kedalaman ditambah. Kapal-kapal penumpang enggan melintas karena kondisi ini dinilai berbahaya bagi kapal maupun keselamatan penumpang,” kata Helmi.

Pelindo Janjikan Anggaran Rp 1 Triliun Tangani Pelabuhan Pulau Baai

Sebelumnya, PT Pelindo II sempat menjanjikan anggaran Rp 1 Triliun untuk penanganan alur Pelabuhan Pulau Baai. Hal itu disampaikan langsung Eksekutif Direktur 2 PT Pelindo II, Drajat Sulistiyo dalam eksposes dihadapan Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, Kamis, (06/03/2025)

“Tadi kita dengan Pelindo ada Pak Drajat dari pusat, ada GM Pelindo Pak Joko, ada kawan-kawan asosiasi juga. Insya Allah persoalan Pelabuhan Pulau Baai akan dikerjakan April 2025 oleh Pelindo dengan asumsi anggaran sekitar Rp 1 triliun,” ujar Helmi Hasan.

Namun, penanganan yang dilakukan Pelindo Bengkulu saat ini banyak menuai kritik. PT SPU yang ditunjuk Pelindo untuk menangani pendangkalan hanya menurunkan 2 unit exavator. Sementara kebutuhan akses transportasi via Pelabuhan Pulau Baai semakin mendesak.

Reporter: Irfan Arief