Benny Suharto saat debat terakhir Pilwakot Bengkulu, Sabtu, 6 November 2024, Foto: Dok
Interaktif News – Debat terakhir Pilwakot Bengkulu berlangsung tadi malam di Hotel Mercure, Kota Bengkulu, Sabtu, (16/11/24). Debat dihadiri 5 paslon yakni Dani Hamdani-Sukatno, Ariyono Gumay-Harialiyanto, Dedi Ermansyah-Aghi, Benny Suharto-Farizal, dan Dedy Wahyudi-Ronny Tobing.
Pengamat Kebijkan Publik, Freddy Watania menilai paslon Nomor Urut 4 Benny Suharto-Farizal lebih lebih unggul dari serangkaian debat yang diselenggarakan KPU. Benny dipandang lebih menguasai masalah ketimbang paslon lain karena mampu memaparkan dan menjawab pertanyaan dari panelis maupaun antarpaslon.
“Saya melihat ada beberapa masalah yang trending topik di Kota Bengkulu yang urgen dan membutuhkan penanganan segera. Diantaranya tata kelolah perkotaan yang dimana di dalamnya masalah sampah dan tata kelolah pasar. Benny sepertinya lebih memahami persoalan dibanding paslon lain” kata Freddy Watania
Jurnalis senior ini mengatakan, seperti solusi persampahan yang ditawarkan Benny Suharto lebih solutif dan memiliki parameter yang terukur. Menjadikan sampah sebagai komoditas ekonomi, melibatkan partisipasi masyarakat serta tidak bergantung dengan Tempat Pembuang Akhir (TPA) adalah solusi yang telah banyak diterapkan di kota-kota Indonesia yang suskes menangani sampah.
“Salah satu rujukan penanganan sampah yang ditawarkan Benny Suharto adalah Kota Banyuwangi yang menjadi daerah terbaik dalam manajemen sampah. Kota Banyuwangi bukan hanya terbaik di Indonesia tapi di Asia Tenggara dengan menerapkan manajemen sampah berbasis TPS 3R (Tempat Pengolahan Sampah reduce, reuse, recycle) yang melibatkan partisipasi masyarakat.” kata Freddy
“Benny ingin kemudian ingin mengadopsi model itu di Kota Bengkulu sehingga kita tidak lagi berkutat dengan masalah perluasan TPA. Model pengelolaan sampah di TPS yang ada di setiap kecamatan bisa memperluas akses perekonomian masyarakat. Teman-teman pemulung, pengepul sampah tidak lagi dipandang sebagai masalah tapi bagian dari solusi masalah sampah. Mereka bisa menjadi pelaku ekonomi dan memperoleh manfaat langsung” kata Freddy.
Kedua penataan pasar, Benny menawarkan konsep zonasi, partisipasi dan aksestabilitas. Ada 4 pasar yang menjadi pusat perkonomian rakyat di Kota Bengkulu yakni Pasar Panorama, Pasar Minggu, Pasar Pagar Dewa, dan Pasar Kampung China. Sistem yang ditawarkan tidak hanya antarpasar tapi intrapasar. Kemudian memperbaiki infrastruktur dan melibatkan masyarakat.
“Kita miris melihat kondisi pasar kita hari ini, semerawut dan jauh dari kesan modern. Solusi yang ditawarkan Benny bukan menggiring pedagang masuk ke dalam pasar dengan cara-cara kekerasan tapi menyiapkan infrstruktur yang nyaman sehingga para pedagang masuk ke dalam pasar dengan kesadaran. Kuncinya pasar yang nyaman dan modern dan terintegrasi dengan konsep pembangunan wisata kota.
Saya kira ini konsep pembangun yang menggunakan pendekatan ilmiah, ada studi komparasi, ada studi banding dengan daerah lain. Artinya solusi yang ditawarkan Benny itu bisa dieksekusi bukan program yang mengandalkan populisme semata. Di sini saya melihat keunggulan Benny dibadingkan kandidat lain” kata dia.
Reporter: Irfan Arief