Puluhan warga petani Kabupaten Seluma datangi Kantor PT Sandabi Indah Lestari, Sabtu, 11 Januari 2025, Foto: Dok

Interaktif News – Forum Petani Bersatu (FPB) Seluma mendatangi kantor perusahaan perkebunan kelapa sawit, PT Sandabi Indah Lestari (SIL) Kabupaten Seluma pada sabtu, 11 Januari 2025. Puluhan massa ini mendesak agar PT SIL segera menyerahkan dokumen untuk penyelesaian konflik agraria antara FPB dengan PT SIL yang tak kunjung usai.

Oktober tahun lalu, pihak FPB dan PT SIL sama-sama telah melakukan audiensi dengan Kanwil BPN Provinsi Bengkulu. Berdasarkan hasil audiensi, pihak FPB dan PT SIL diminta untuk sama-sama menyerahkan dokumen data inventarisasi untuk dirincikan sebaran lahan garapan serta letak titik koordinatnya di dalam peta.

Kanwil BPN Provinsi Bengkulu sendiri pada 20 Desember 2024 lalu telah mengirimkan surat kepada PT SIL untuk melaksanakan hal-hal yang diminta saat audiensi. PT SIL diminta menyampaikan data hasil inventarisasi penguasaan dan penggarapan masyarakat di area HGU Nomor 10011 atas nama PT SIL serta melakukan verifikasi baik yang belum maupun yang sudah dilaksanakan penyelesaian.

“Selain itu PT SIL juga diminta menyampaikan hasil koordinasi dengan Pemda Seluma. Kami sangat berharap, pihak PT SIL bisa segera menyerahkan dokumen-dokumen yang diminta Kanwil BPN Provinsi Bengkulu,” ungkap salah seorang anggota FPB, Iwan, Senin, (13/1/25) 

Iwan melanjutkan, sebelumnya FPB telah menyerahkan dokumen yang diminta namun, sejak dilakukannya audiensi pada bulan Oktober 2024 hingga hari ini, pihak PT SIL belum juga menyerahkan dokumen-dokumen yang diminta oleh Kanwil BPN Provinsi Bengkulu. “Bahkan surat permintaan yang dikirim oleh Kanwil BPN Provinsi Bengkulu seolah tak di gubrisnya,” tegas Iwan.

Sedangkan Jamil yang juga merupakan anggota FPB mengatakan, saat ini Kanwil BPN sedang mempelajari dokumen dari kedua belah pihak yang tengah berkonflik namun harus tertunda karena PT SIL belum menyerahkan dokumen yang diminta. “Kami tidak mau konflik yang sudah 13 tahun lamanya ini seolah-olah dirawat dan dibiarkan berlarut-larut,” ucap Jamil.

Jamil mengatakan, kedatangan mereka ke kantor PT SIL Seluma adalah untuk menegaskan bahwa pihaknya betul-betul serius dan berkomitmen akan terus mengawal penyelesaian konflik.

Sementara Manager kebun PT SIL di Seluma, Dwi Haryanto enggan berkomentar banyak. Ia mengaku baru menjabat baru menjabat dan akan mempelajari dahulu surat yang diberikan oleh FPB.

Editor: Deni Aliansyah Putra