Suratman Pelopor Porang Bengkulu

SUratman YB Ginting

Dede Suratman YB Ginting, Foto: Dok

Interaktif News - Jika boleh menyebut salah satu tokoh yang getol memperkenalkan porang di Bengkulu, dia adalah Dede Soeratman. Bolak balik Jakarta Bengkulu dilakoni, tujuannya hanya satu, bagaimana meningkatkan kesejahteraan petani lewat Porang.  

Suratman atau biasa dikenal D Suratman YB Ginting adalah tokoh muda Bengkulu yang sukses meniti karir di ibu kota. Sebagai aggota HIPMI, Dede dikenal luas di kalangan pengusaha ibu kota. Usahanya meliputi distributor pupuk, property dan transportasi dan manufaktur.

Tidak jauh dari usahanya, Porang dijadikan obyek buat Dede memberi kontribusi nyata kepada masyarakat Bengkulu, khususnya petani. Dia menilai lahan pertanian di Bengkulu merupakan potensi yang dapat dimaksimalkan dengan membudidayakan berbagai jenis komoditas berdaya jual tinggi seperti Porang. 

Lebih jauh Suratman mengatakan, untuk mengembangkan berbagai komoditas menjanjikan tersebut yang perlu dilakukan adalah memberi bekal pengetahuan yang cukup kepada petani, transfer pengetahuan dan teknologi, juga membuka akses informasi seluas-luasnya.

Bagaimana petani dapat memanfaatkan lahan yang luas semaksimal mungkin. Bekerja keras dan bekerja cerdas, itu kuncinya. Suratman menggambarkan, lahan terbatas masyarakat Bali karena harga tanahnya selangit atau Gunung Kidul, Jogja yang kekurangan air dapat menghasilkan komoditas yang menguntungkan petani.

Sementara di Bengkulu, dengan lahan pertanian dan perkebunan yang luas, sumber air melimpah seharusnya bisa lebih maksimal. Setidaknya Bengkulu bisa dikenal dengan komoditas pertanian andalan seperti Porang.

Suratman menjelaskan Porang adalah komoditas pertanian yang termasuk dalam umbi-umbian dengan nama latin Amorphophallus Muelleri. Beberapa daerah di Jawa menyebut tanaman ini dengan nama iles-iles dan sering dianggap sebagai makanan ular. 

Di pasar ekspor, umbi porang yang diolah jadi tepung ini banyak dicari. Umbi dari porang yang memiliki pasar ekspor seperti Jepang, China, Taiwan, dan Korea. Nilai jual porang lumayan tinggi. Porang biasanya dimanfaatkan dengan diolah menjadi tepung yang dipakai untuk bahan baku industri untuk kosmetik, pengental, lem, mie ramen, dan campuran makanan. 

Menurut dia, budidaya porang adalah budidaya yang cukup menjanjikan, mengingat lahan marjinal yang begitu luas di Bengkulu. Artinya modal lahan bisa kecil, berbeda dengan daerah lain terutama di Pulau Jawa yang nilai tanahnya tinggi. Tinggal bagaimana menjamin pasokan dan pasar dengan harga stabil sehingga tidak justru merugikan masyarakat. Jalan keluarnya, kata Dede, ialah secara bertahap meningkatkan nilai tambah porang itu sendiri seperti menyiapkan pabrik pengolahannya.

Selain sibuk melakukan pendampingan ke petani, Dede Suratman YB Ginting adalah pribadi yang ulet. Lewat PT Lemok Seko Sejahtera (LSS), usahanya sudah merambah ke berbagai bisnis strategis seperti property dan infrastrukur. 

Anggota HKTI (Himpunan Kerukunan Tani ndonesia)  sejak tahun 2008 silam ini sudah mendirikan lebih dari empat perusahaan yang bergerak di berbagai bidang seperti PT Lemok Taba Mandiri,  PT Lemok Global Solusi, PT Lemok Papua Transindo dan PT Cakrawala Persada Mandiri.

Sejak tahun 2009, suami dari Ir. Sri Supriyanti Yusuf  ini aktif di BPP HIPMI Pusat sebagai Korwil wilayah Sumatera dan sebagai anggota di Kadin Pusat. Pada tahun 2011 silam Suratman adalah salah satu pendiri Dewan Bawang Merah Nasional. Sementara di dunia politik, sejak tahun 2012 sampai sekarang, Suratman adalah anggota Kosgoro 1957.

Pria kelahiran 1973 ini asli orang Seluma, Bengkulu. Ayah tiga anak ini mengenyam pendidikan sekolah dasar di SD Tangga Batu Seluma, Bengkulu. Baru saat bangku SLTA dia pindah di Jakarta dan kuliah di Universitas Gunadarma, Jakarta. 

Berangkat dari kecintaannya dengan tanah kelahiran, Suratman bertekad akan mengerahkan segala daya dan upaya agar dapat memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bengkulu, khususnya para petani. [***]

Editor: Freddy Watania