Interaktif News – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama sejumlah komunitas pemuda di Bengkulu menggelar diskusi literasi digital ”chip in” pada acara Halal Bihalal dan Pengajian Akbar di Lapangan Sepakbola Desa Srikaton, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, Sabtu (27/4/2024).
Diskusi luring (offline) yang ditujukan untuk kelompok masyarakat itu diikuti beberapa komunitas pemuda di wilayah Bengkulu. Di antaranya komunitas Angkatan Muda Bengkulu Tengah (AMB), Komunitas Pertanian Bengkulu Tengah (KOPTAN), Kelompok Usaha Bersama Bengkulu Tengah (KUBE), Komunitas Motor Bengkulu Tengah (KMBT), dan Kelompok UMKM Bengkulu Tengah. Sebelum diskusi, lebih dulu akan digelar halal bihalal dan pengajian akbar yang menghadirkan Ustad Muzammil MZ.
”Diskusi offline lintas komunitas ini dapat diikuti gratis dengan cara mengisi link registrasi peserta di https://s.id/pendaftarankomunitasbengkulu0427. Selain mendapat e-sertifikat, panitia juga menyediakan hadiah e-wallet sebesar Rp 1.000.000,- untuk 10 peserta yang mengajukan pertanyaan terbaik selama diskusi,” tulis Kemenkominfo dalam rilisnya kepada awak media, Jumat (26/4) kemarin.
Mengusung tema ”Kebal Hoaks: Ayo Jadi Netizen Kritis”, diskusi menghadirkan tiga narasumber. Mereka adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Bengkulu Tengah Rachmat Riyanto, Camat Kecamatan Pondok Kubang Lismawati, Training of Trainer Khairiah El Marwiah, dan fungsional PPL Dinas Pertanian Arifin selaku moderator.
Terkait tema diskusi, Kemenkominfo menjelaskan, literasi digital merupakan kampanye yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya hoaks maupun pentingnya menjadi netizen yang kritis dalam menggunakan media sosial.
”Kampanye ini didesain untuk mengajak individu-individu agar lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi. Hal ini perlu terus disuarakan, termasuk dalam acara halal bihalal dan pengajian akbar yang memiliki tujuan menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan persaudaraan sesama warga masyarakat,” jelas Kemenkominfo.
Untuk diketahui, diskusi luring seperti digelar di Kabupaten Bengkulu Tengah ini berada di bawah naungan program besar: Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD diselenggarakan sebagai salah satu upaya Kemenkominfo untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Sampai dengan akhir 2023, tercatat sebanyak 24,6 juta orang telah mengikuti program peningkatan literasi digital yang dimulai sejak 2017. ”Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024,” tambah Kemenkominfo.
Tahun ini, program #literasidigitalkominfo mulai bergulir pada Februari 2024. Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring seperti akademisi, perusahaan teknologi, serta organisasi masyarakat sipil, program ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.
”Program ini bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif, dan aman,” tulis Kemenkominfo.
Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.
Survei APJII juga menyebut, tingkat penetrasi internet Indonesia pada 2024 menyentuh angka 79,5 persen. Ada peningkatan 1,4 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya. Tercatat, pada 2018, penetrasi internet Indonesia berada di angka 64,8 persen. ”Kemudian naik secara berurutan menjadi 73,7 persen pada 2020, 77,01 persen pada 2022, dan 78,19 persen pada 2023,” urai Kemenkominfo.
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan yang terkait dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo. [Rls]