Namanya Hartono Mahasiswa Semester 3 pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris di salah satu PTN di Bengkulu. Beliau anak yatim yang harus berjuang sendiri untuk bisa membiayai kuliahnya. Dengan segala keterbatasan dan kekurangan, Sang anak yatim ini tidak pernah mau menyerah dengan keadaan dan nasib. 

Tinggal disebuah gubuk kecil berdinding papan di Kelurahan Karang Indah, Kecamatan Selebar Kota Bengkulu. Gubuk yang ditempati Hartono berada di ujung jalan yang berbatasan langsung dengan lembah persawahan penduduk. Gubuk berlantai tanah ini miliki salah seorang warga sekitar yang ditumpangkan untuk Hartono tanpa dipungut biaya. Gubuk ini jauh dari kata nyaman yang mana ketika hujan badai tiba harus basah kuyup. 

Di dalam gubuk itu terlihat kasur lusuh beralaskan tikar tempat Hartono merebahkan badan untuk sekedar tidur dan melupakan sejenak kepahitan dan kegetiran hidup yang harus dia alami diusia yang masih belia. Terlihat ada beberapa pack pakaian yang dia pakai sehari-hari maupun kuliah yang digantung di paku dinding papan gubuknya. Tergantung pula sajadah, peci, dan seuntai tasbih. Tidak ada barang mewah apapun di dalam gubuk ini. 

Untuk sekedar mandi dan buang air besar, Hartono harus berjalan menurun lereng bertebing di areal persawahan penduduk. Lalu diangkut dengan ember menuju gubuknya yang berada di atas tebing. 

Dari raut wajahnya, terlihat keteguhan hati dan sikap tidak mau menyerah dengan nasib. Ketika ditanya bagaimana dengan biaya kuliah dan kebutuhan makan sehari-hari, dengam tegar dam santai Hartono menjawab semua uang untuk biaya kuliah dan makan dicari sendiri dengan menjadi buruh upahan disela-sela waktunya sehabis kuliah. Mulai dari jadi kuli bangunan sampai menjadi upahan membersihkan kebun warga sekitar. 

Uang hasilnya bekerja itulah yang Hartono kumpulkan untuk membiayai kuliah dan kebutuhan sehari-hari. Kisah Hartono sempat viral di media sosial, sejak itu pula dirinya kerap dikunjungi orang. Baik sekedar untuk tahu bagaimana kehidupannya sampai dengan membantu untuk meringankan beban kehidupannya. Terlihat banyak tumpukan barang di dalam gubuknya sumbangan dari para darmawan. Beberapa karung beras, kardus mie instan, alat cuci seperti sabun, ada juga kompor gas mini beserta tabung gasnya, dan lain sebagainya. 

Uluran tangan para darmawan selalu ditunggu untuk mewujudkan cita-citan Hartono untuk menjadi sarjana. Mari doakan semoga sang anak yatim ini kelak menjadi orang sukses kedepannya. Amin

Kisah lengkap Hartono Sang mahasiswa yatim yang berjuang dari Gubuk untuk mendapat gelar sarjana dapat disaksiakan di Channel Youtube Elfahmi Lubis Official di bawah ini.