Batik Air nyasar gara-gara pilot dan kopilot tertidur, Foto: Dok
Interaktif News – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Republik Indonesia melaporkan insiden serius penerbangan Batik Air ID6723 yang mana pilot dan kopilot tertidur bersamaan. Keduanya tertidur diduga karena kelelahan.
Insiden ini terjadi pada Pada 25 Jan 2024 yang lalu. Saat itu pesawat jenis Airbus A320-200 PK-LUV itu lepas landas pada pukul 08.00 WITA dari Bandara Kendari Sulawesi Tenggara menuju Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng.
Dalam penerbangan yang mengangkut 153 penumpang itu, kopilot bertugas menerbangkan pesawat sementara sang pilot bertugas mengawasi komunikasi.
Dalam perjalanan sang pilot minta izin untuk tidur di kursinya. Alhasil kopilot yang kelelahan memegang semua tugas di pesawat.
Di atas Kepulauan Karimunjawa, selepas jam 08.43 WIB, sang kopilot ikut tertidur. Selama 28 menit kemudian pesawat yang di-set autopilot terbang sendiri hingga 400 km ke barat daya.
Lewat di atas Cirebon, Majalengka, Bandung dan Garut. Tempat-tempat yang seharusnya tidak ada dalam rute terbangnya
Upaya kontrol lalu lintas udara (ATC) Jakarta dan pilot pada pesawat-pesawat lain didekatnya berupaya untuk menghubungi Batik Air flight ID6723 ini namun tidak berhasil.
Sekira Pukul 09.11 WIB sang pilot terbangun. Mendapati kopilot tertidur dan radio berisik denga panggilan-pangilan. Barulah ia sadar kalau pesawat sudah di atas Garut, Jawa Barat.
Segera pilot kembali mengontrol komunikasi dan membangunkan sang kopilot. Pesawat segera dibelokkan ke utara, menyusuri rute unik Cianjur-Bekasi lalu mendarat dengan selamat di Cengkareng.
Tak ada yang terluka atau kerusakan tapi peristiwa ini didata sebagai insiden serius yang mengangkut keselematan penumpang.
"Selama penerbangan, second in command (SIC atau kopilot) memberi tahu pilot in command (PIC atau pilot) bahwa dia tidak istirahat cukup sebelumnya," tulis KNKT.
Editor: Iman SP Noya