Pilgub Bengkulu Pasca Munas Golkar

Pilkada Bengkulu

Munas Golkar menjadi momentum paling menegangkan bagi para bakal calon gubernur Bengkulu terutama mereka yang secara resmi telah mendaftar di partai berlambang pohon beringin itu. Terdapat 5 bakal calon gubernur yang diusulkan partai golkar untuk diproses di tingkat DPP yaitu: Rohidin Mersyah, Imron Rosyadi, Ahmad Hijazi, Rosjonsyah, dan Izda Putra. Selain kelima nama itu terdapat balon lain yang mendaftarkan seperti mantan Gubernur Agusrin M Najamudin, Kader PDIP Dadang Mishal, dan mantan Sekjen Pusat Nasdem Patrice Rio Capella. Namun ketiga nama itu urung diusulkan golkar ke tingkat DPP karena berbagai alasan.

Kini Munas Golkar telah usai dengan titik klimak Airlangga Hartarto kembali terpilih sebagai ketua umum. Lantas bagaimana peluang masing-masing bakal calon untuk diusung Golkar di pilgub Bengkulu pasca munas?. Dari kelima nama tersebut terdapat tiga bakal calon yang berstatus kader Golkar, Rohidin Mersyah (Ketua DPD Golkar Bengkulu), Imron Rosyadi (Ketua Harian DPD Golkar Bengkulu), Ahmad Hijazi (Wakil Ketua Organisasi DPD Golkar Bengkulu) sedangkan Izda Putra dan Rosjonsyah adalah balon non kader. 

Rohidin Mersyah adalah bakal calon yang digadang-gadang sebagai kandidat terkuat untuk diusung Golkar. Nama Rohidin muncul bukan tanpa alasan, selain menjabat sebagai ketua DPD Golkar, Rohidin Mersyah juga berstatus kandidat petahana karena masih menjabat sebagai Gubernur Bengkulu. Rohidin Mersyah juga dikenal sebagai kader Golkar yang getol mendukung Airlangga Hartarto. Bahkan ‘orang-orang’ Rohidin di Golkar sempat membantah ketika muncul selentingan kalau Golkar Bengkulu main mata dengan Bamsoet yang kala itu disebut saingan terkuat Airlangga. 

Faktor elektabilitas Rohidin juga diyakini akan berpengaruh terhadap keputusan Golkar dalam mengusung kandidat cagub. Survei  LSPI yang dirilis Agustus 2019 lalu menyebut 62,7% warga Bengkulu sangat puas dengan kinerja Rohidin Mersyah dan tingkat kesukaan masyarakat dengan Rohidin juga menduduki rangking pertama dengan angka 74,40% diantara balon yang bermunculan. Hasil survei itu bisa saja menjadi faktor Golkar dalam menentukan pilihan dukungan pilgub. Namun, nama Rohidin Mersyah masih terbilang baru di Golkar, posisi Rohidin sebagai ‘orang baru’ di Golkar bisa saja menjadi argumentasi negatif di tengah dinamika penentuan keputusan DPP Golkar.   

Selanjutnya kandidat yang layak diperhitungkan adalah nama Ahmad Hijazi dan Imron Rosyadi. Kedua nama ini adalah kader ‘karatan’ di partai Golkar. Imron adalah mantan ketua DPD II Golkar Bengkulu Utara sedangkan Ahmad Hijazi adalah mantan ketua DPD II Golkar Rejang Lebong. Posisi kader militan bisa saja menjadi faktor keputusan DPP Golkar dalam menentukan siapa yang akan diusung di pilgub Bengkulu. 

Kedua nama ini layak diperhitungkan karena masing-masing berstatus mantan bupati dan bupati. Imron Rosyadi adalah mantan bupati Bengkulu Utara dua periode dan popularitas Imron sangat mumpuni namun Imron minus track record politik karena sempat kalah di pilgub Bengkulu tahun 2009 lalu. Sedangkan nama Ahmad Hijazi tidak kalah menarik, saat ini Hijazi masih berstatus sebagai Bupati Rejang Lebong. Minus bagi Ahmad Hijazi, namanya disebut-sebut berseberangan dengan ketua DPD Golkar Rohidin karena diisukan tidak mendukung Airlangga Hartarto dan sempat di-rolling dari jabatanya sebagai wakil ketua. 

Disamping ketiga nama tersebut, terdapat nama Rosjonsyah dan Izda Putra yang mengisi daftar nama yang diusulkan golkar ke DPP. Nama Rosjonsyah menarik disimak selain representasi tokoh Rejang Ia juga memiliki kans politik yang kuat karena  saat ini masih berstatus sebagai bupati Lebong dan telah menjabat dua periode. Track record politik Rosjonsyah cukup luar biasa, saat bertarung di pilkada Lebong periode pertama ia mampu mengalahkan kandidat petahana. Rosjonsyah sangat serius untuk maju pilgub, selain mendaftar di Golkar, Rosjonsyah juga mendaftar di partai lain seperti Gerindra, PDIP, PPP, dan Hanura.  

Sedangkan, nama Izda Putra belakangan muncul sebagai balon gubernur alternatif yang mewakili unsur birokrat, Izda adalah ASN di BPN dan isterinya Mardiyanti adalah ketua DPD PAN Kota Bengkulu. Barter dukungan bisa saja terjadi apabila Izda Putra bisa ‘mengamankan’ kursi dukungan PAN karena Golkar hanya memiliki 7 kursi yang masih membutuhkan tambahan kursi untuk mengusung kandidat cagub. Namun, tingkat popularitas Izda Putra disebut belum mampu bersaing dengan empat tokoh lainnya yang diusulkan Golkar. 

Mari kita simak episode selanjutnya, siapa yang berhak berteduh dibawah pohon beringin menju pilgub Bengkulu 2020?

Redaksi