Peneliti Unib Berbagi Ilmu Pembuatan POC ke Petani Desa Srikuncoro

penliti unib

Tim peneliti Unib berbagi ilmu pembuatan dan pemanfaatan POC ke Gapoktan Desa Srikuncoro, Bengkulu Tengah, Foto: Dok

Interaktif News – Tim peneliti Unib yang terdiri dari Prof.  Ir. Zainal Muktamar, M.Sc, Ph.D, Anandyawati, S.P., M.Si, Agung Trisusilo, S.P., M.P dan Kartika Utami, S.P., M.Sc berbagi ilmu pengetahuan tentang pembuatan dan pemanfaatan Pupuk Organik Cair (POC) kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Teratai, Desa Srikuncoro, Bengkulu Tengah. 

Ketua Tim Peneliti Prof Zainal Muktamar mengatakan, POC yang dikenalkan berbahan utama sampah rumah tangga yang telah melalui uji laboratorium, uji rumah kaca dan uji lapangan. Penelitian mengenai POC telah dilakukan selama 10 tahun bersamaan dengan pengembangan pupuk organik padat, vermikompos yang sudah lebih dulu diteliti dan didalami  

Kegiatan pengabdian masyarakat ini rencananya akan berlangsung secara selama 4 bulan, terhitung sejak bulan Juli lalu hingga Oktober mendatang. Program kegiatan meliputi pelatihan mengenai POC yang kemudian dipraktekkan hingga dipanen bersama. 

“Setelah POC-nya jadi kita akan uji cobakan juga bersama petani pada lahan budidaya agar petani mengalami sendiri apa dampak positif dari POC itu sendiri. Setelah itu kami juga akan sampaikan bagaimana mengemas POC itu agar tampak menarik dan bisa dijual dan menjadi sumber pendapatan tambahan,” ungkap Prof Zainal.

Anggota Tim Peneliti, Anandyawati menjelaskan, formula POC terdiri dari bahan-bahan diantaranya; 2 bagian kotoran ternak, 4 bagian urine ternak, 1 bagian top soil (tanah bagian atas), 2 bagian bahan segar, dalam hal ini adalah sampah rumah tanga dan 20 mL effective microorganism  yang dilarutkan bersama 0.25 kg gula pasir. 

Bahan-bahan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tong pengomposan ukuran 200 L. Tong pengomposan sendiri diberi nama Tong Pengomposan Anaerob (TAPOSAN) karena dalam proses pembuatan POC dilakukan secara anaerob (kedap udara). Pengomposan ini memakan waktu selama kurang-lebih 1 bulan hingga bisa diaplikasikan kepada tanaman, baik dengan cara disemprot ke daun atau disiram langsung ke tanah.

“TAPOSAN ini sudah kami daftarkan hak ciptanya kepada Kementerian Hukum dan HAM RI dengan No. Sertifikat: EC00202252865, hal ini agar informasi mengenai tabung kompos ini bisa beredar lebih luas” kata Anandyawati. 

Prof Zainal berharap, riset yang berbasis teknologi ini bisa memberikan dampak kepada masyarakat terutama petani di tengah ancaman kelangkaan pupuk yang akhir-akhir kerap terjadi. POC merupakan pupuk alternative yang bahannya tersedia setiap saat dengan pola pembuatan yang sederhana.

“Harapan kami melalui kegiatan ini, selain transfer ilmu hasil-hasil riset di perguruan tinggi juga bisa menjalin kerjasama dengan masyarakat dan membantu masyarakat mengatasi kelangkaan dan kenaikan harga pupuk akhir-akhir ini. 

Hanya dengan memanfaatkan limbah-limbah yang tersedia disekitar masyarakat yang belum termanfaatkan, kita bisa menghasilkan Pupuk Organik Cair sebagai pupuk alternatif pengganti pupuk sintesis“ kata Prof Zainal. 

Sementara Kepala Desa Srikuncoro Romadhon mengucapkan terimakasih kepada peneliti Unib dan berharap kerjasama antara Desa Srikuncoro dan Unib terus terjalin secara berkelanjutan. 

“Desa Srikuncoro siap menerima informasi, pelatihan, penyuluhan bahkan kegiatan-kegiatan penelitian dari Unib. Bahkan kami siap memfasilitasi lahan dan tenaga kerja. Kami membutuhkan masukan dan kerjasama yang baik, untuk kemajuan desa Srikuncoro,” ungkap dia. 

Editor: Iman SP Noya