Sekda Provinsi Bengkulu Hamka Sabri Membuka Acara Bertajuk “Gerakan Diversifikasi Pangan Lokal Melalui Edukasi dan Promosi Sehat dengan Pangan Lokal, Kenyang Tidak Hanya Nasi”. Jumat, 18 September 2020. Foto/Dok
Interaktif News - Pemerintah Provinsi Bengkulu melalui Dinas Ketahanan Pangan kembali melaksanakan giat konsumsi pangan lokal sebagai pangan alternatif pengganti nasi yang dikenal dengan istilah diversifikasi.
Kegiatan bertajuk “Gerakan Diversifikasi Pangan Lokal Melalui Edukasi dan Promosi Sehat dengan Pangan Lokal, Kenyang Tidak Hanya Nasi” ini dipusatkan di Gedung Daerah Balai Raya Semarak Bengkulu, dan dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu Hamka Sabri pada Jumat pagi (18/9).
Diawali dengan senam jantung sehat di halaman Gedung Balai Raya Semarak, dilanjutkan dengan sarapan sehat bersama pangan lokal. Menariknya, sarapan kali ini menyediakan berbagai menu unik pengganti nasi, seperti halnya lontong singkong, nasi goreng pisang, mie ubi ungu dan lemper singkong.
Dikatakan Sekda Hamka Sabri, diversifikasi pangan merupakan bentuk dari ketahanan pangan yang sekaligus memperkuat ketahanan negara kita.
“Pilar pertahanan NKRI itu terdiri dari empat hal yang merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan dalam sistem pertahanan, yaitu peralatan perang yang canggih, sumber daya manusia yang profesional dalam hal ini TNI/Polri, didukung dengan rasa nasionalisme yang tertanam dalam darah kita, serta adanya lumbung pangan,” papar Sekda dalam kesempatannya sebagai narasumber talkshow diversifikasi pangan bertempat di Ruang Garuda, Gedung Daerah Balai Raya Semarak pagi ini.
Karena itu ujarnya, diversifikasi pangan menjadi bagian dari ketahanan pangan, sehingga masyarakat tidak terpaku pada satu jenis makanan pokok saja, tetapi juga dapat mengonsumsi bahan pangan lain sebagai pengganti makanan pokok yang selama ini dikonsumsinya. Salah satunya singkong yang berpotensi besar untuk dikembangkan dalam bentuk produk turunan seperti tepung tapioka dan mocaf sehingga dapat diolah menjadi berbagai jenis panganan lezat.
Pangan alternatif ini pun mudah didapatkan dengan pemanfaatan lahan pekarangan yang ada. Masyarakat bisa bercocok tanam berbagai jenis pangan, sehingga akan lebih ekonomis tanpa harus membeli.
“Program ini merupakan program nasional yang sasarannya adalah masyarakat luas yaitu kita semua. Oleh karena itu kita harus mulai melaksanakannya, pelan-pelan mengubah kebiasaan kita yang biasanya makan nasi kita imbangi juga dengan makan ketela, ubi jalar, jagung demi mendukung ketahanan nasional,” imbuhnya.
Hal tersebut pun diamini oleh Dr. Putri Suci Asriani, SP, MP dari Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu yang juga menjadi narasumber. Menurutnya, diversifikasi pangan ini harus tetap memperhatikan nilai gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi.
“Yang dimaksud diversifikasi itu bukan hanya mengganti pangan kita dari nasi ke umbi-umbian, jagung atau sebagainya, tetapi juga harus perhatikan asupan gizi yang masuk ke tubuh kita. Karbohidratnya boleh diganti, tetapi tetap diimbangi dengan protein yang bisa kita dapatkan dari ikan, telur, daging, kacang-kacangan dan sebagainya, sehingga tetap seimbang,” demikian Suci. (Mc)
Editor: Alfridho Ade Permana