Menteri PPPA Bintang Puspayoga bersama para istri Gubernur Se-Indonesia saat napak tilas di rumah Fatmawati Soekarno dalam rangkaian PHI ke 94 di Provinsi Bengkulu. Rabu, 21 Desember 2022. Foto/Dok
Interaktif News – Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-94 tahun 2022 di Provinsi Bengkulu diwarnai dengan napak tilas ke rumah Ibu Fatmawati Soekarno dan menjahit bendera merah putih serentak di Balai Raya Semarak Bengkulu untuk mengenang perjuangan pahlawan perempuan indonesia.
Napak tilas dan menjahit bendera merah putih serentak dipimpin Menteri PPPA Bintang Puspayoga dan diikuti sebanyak 24 undangan khusus kelompok perempuan berpengaruh di daerah, yang terdiri atas pejabat gubernur, sekretaris daerah (sekda), istri gubernur, istri wakil gubernur dan istri sekda, Rabu (21/12).
Mesin jahit yang digunakan bukan mesin jahit elektrik, melainkan mesin jahit tradisional yang mengandalkan kekompakan tangan dan kaki. Bendera Merah Putih yang sudah selesai dijahit akan dibawa pulang ke daerah mereka masing-masing untuk dikibarkan pada setiap upacara.
Menteri Bintang mengungkapkan rasa kagumnya pada Provinsi Bengkulu, yang memiliki sejarah panjang dalam terwujudnya kemerdekaan Indonesia. Di mana di awal perjuangan kemerdekaan, Bengkulu menjadi tempat pengasingan Bung Karno (1939-1942).
"Di tempat inilah Sang Saka Merah Putih dijahit untuk pertama kalinya oleh Ibu agung Fatmawati dengan menggunakan mesin jahit manual. Rumah ini adalah saksi bisu kecintaan Fatmawati terhadap Indonesia," ujarnya.
Lebih lanjut ungkap Menteri Bintang, peran besar dan jasa dari Fatmawati Soekarno dalam mengantarkan kemerdekaan bangsa Indonesia tak hanya sekedar membantu menjahitkan dua helai kain semata, namun juga melahirkan identitas bangsa Indonesia dan merajut nusantara dalam kesatuan melalui Sang Saka Merah Putih.
"Perjuangan Ibu Fatmawati, termasuk juga perjuangan para pahlawan perempuan di masa lalu merupakan hal yang perlu diteladani bersama. Kunjungan ini diharapkan dapat menjadi wadah refleksi kita bersama terkait perjuangan para perempuan dalam merebut kemerdekaan serta pergerakan perempuan dalam memperjuangkan haknya dari masa ke masa," ungkap Menteri PPPA
Sementara, kegiatan menjahit Bendera Merah Putih serentak ini menurutnya adalah untuk mengenang Fatmawati Soekarno yang pada tahun 1944 menjahit cikal bakal Bendera Pusaka Merah Putih. Saat itu, Fatmawati menjahit Bendera Merah Putih didasarkan atas keyakinan kuat bahwa Indonesia tidak lama lagi merdeka.
“Menjahit Sang Saka Merah Putih merupakan bukti nyata sumbangsih seorang Ibu Fatmawati yang penuh keikhlasan membangun fondasi bangsa. Inspirasi peran Ibu Fatmawati yang turut berkontribusi mengisi kemerdekaan, juga filosofi menjahit perlu dilestarikan agar generasi muda bisa memetik teladan baik bahwa berkontribusi, berperan, berkarya, berkreasi, sesuai dengan porsi masing-masing,” tuturnya.
Cucu dari Fatmawati Soekarno, Puti Guntur Soekarno menyambut kunjungan Menteri PPPA dan menyampaikan rasa bangga atas terselenggaranya rangkaian PHI ke 94 di Provinsi Bengkulu.
Puti menyampaikan bahwa Bengkulu merupakan provinsi yang menorehkan sejarah kental atas perjuangan Presiden Soekarno dalam menghantarkan kemerdekaan Indonesia. Soekarno diasingkan di Bengkulu dan bertemu dengan gadis asal Bengkulu, Fatmawati Soekarno.
“Pada masa itu, di mana pengibaran bendera sebagai identitas negara masih tabu, alam pikiran dan situasi kebatinan akan kecintaan serta harapan terhadap kemerdekaan Indonesia, Ibu Fatmawati bergerak meraih jarum dan benang kemudian menjahit Sang Saka Merah Putih yang kelak dikibarkan di Pegangsaan Timur pada 17 Agustus 1945," ujarnya.
"Ibu Fatmawati merupakan sosok perempuan yang mewakili citra perempuan Indonesia kini. Berani, visioner, dan cinta tanah air. Oleh karena itu, kita perempuan Indonesia harus terus memperjuangkan dan meneladani semangat dari Ibu Fatmawati,” pungkas Puti.
Editor: Alfridho Ade Permana