Kota Hadis, Tagline Religi ala Helmi

Bengkulu Kota Hadis

Konten agama selalu seksi untuk dihadirkan sekaligus sensitif untuk diperdebatakan. Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan baru saja me-launching Kota Bengkulu sebagai Kota Hadis, tak tangung-tangung sang wali kota menargetkan 100 persen warga Kota Bengkulu hafal minimal 40 hadis. Bersamaan dengan itu pula 40 orang duta hadis Kota Bengkulu diberangkatkan ke Jakarta untuk berwisata religi.

Sekilas momentum launching Kota Hadis  itu terlihat sangat wah ditengah dinamika moral masyarakat yang kian surut. Namun, tak salah pula bila banyak yang kemudian menyoal launching itu sebagai tagline publik yang hanya bernilai retoris bahkan politis. Wajar saja karena bukan sekali ini saja tagline publik yang bernuansa religi dilontarkan sang Wali Kota Helmi Hasan. Tahun lalu, Helmi juga menyeru “Pemuda Hijrah” dan “Gerakan Makmurkan Masjid” yang kini sudah tak lagi akrab terdengar. 

Tanpa bermaksud menyulutkan semangat dakwah, frasa religi tersebut sama sekali tidak menggambarkan realita wajah Kota Bengkulu dan kerap kontradiksi dengan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah kota. Faktanya tak dapat dimungkiri, pembunuhan, pemerkosaan, amoral, pelacuran dan praktek korupsi adalah deretan diksi kriminal yang akhir-akhir ini akrab di ruang publik Kota Bengkulu.

Helmi Hasan memang sempat terlihat serius meyongsong religiusitas masyarakat kota Bengkulu. Pemkot sempat gencar menertibkan hiburan malam, bahkan  beberapa tempat hiburan malam yang ‘kedapatan’ menyuguhkan sajian erotis sempat ditutup. Sebut saja karoke Alexsis yang disegel karena sempat viral dengan video hot namun penutupan itu nampak seperti gagah-gagahan saja fakatnya, tempat itu kembali beroperasi dengan nama baru dan berizin dari pemkot. Demikan pula dengan pusat hiburan malam di sepanjang kawasan wisata Pantai Panjang yang notabene zona yang jauh dari nuansa religi sama sekali tak tersentuh. Sejak Helmi Hasan memimpin tidak ada satupun tempat hiburan malam di kawasan itu yang ditutup, begitu pula sikap sang wali kota terhadap kawasan prostitusi Pulau Baai. 

Tagline religi semakin absurd, disaat isu miring yang berkaitan dengan instrument religi justru kerap menggelayuti Helmi Hasan. Sang wali kota pernah didera kabar tak sedap karena disebut menerima fee dari kontraktor proyek Alun-Alun Masjid At Taqwa. Sebenarnya Isu itu sudah dibantah Helmi Hasan namun, surat laporan ke Kejagung yang ditulis Amiruddin Murtuza selaku kuasa Direktur PT Karya Dutamandiri Sejahtera sudah terlanjur beredar di publik. Amiruddin menyebut sudah menyetor uang 2 miliar lebih pada pejabat di dinas PUPR Kota Bengkulu yang mengatasnamakan wali kota. Sebelumnya Helmi juga sempat disibukan dengan pemotongan dana zakat ASN. 

Kontradiksi itu kian mengangga saat Sang Wali Kota Helmi Hasan akan meninjau ulang rencana kenaikan honor pengurus masjid dan guru ngaji di Kota Bengkulu. Saat menghadiri rapat pembahasan APBD 2020 di DPRD November 2019 lalu, Helmi Hasan menyebut kenaikan honor pengurus masjid akan ditinjau ulang karena kemampuan APBD yang sangat minim dan mayoritas tersedot ke sektor infrastruktur. Uang lelah pengurus masjid di Kota Bengkulu tahun 2019 hanya masing-masing Rp. 300.000 untuk Imam, Gharim, Bilal, Khatib dan Rp. 500.000 untuk guru ngaji. Angka itu sangatlah minim ditengah tagline religi yang tengah digalakan, angka itu bahkan lebih kecil dibanding daerah lain di Bengkulu. Pemkab Bengkulu Selatan misalnya, sudah menganggarkan gaji pengurus masjid diangka Rp. 500.000 perbulan-tanpa slogan religi. 

Paradok ini mungkin tak berujung karena sangatlah sulit menyelaraskan kata dan perbuatan, lebih-lebih seorang pemimpin yang sangat familiar dengan perbedaan lisan dengan tingkah. Namun, sekecil-kecilnya, sebutan Kota Hadis akan lebih seirama bila historis kota ini lekat dengan julukannya. Aceh disebut “Serambi Mekah” karena fakta sejarah yang menyebut demikian, Tasikmalaya dijuluki “Kota Santri” karena memang memiliki ribuan pondok pesantren demikian pula Martaram disebut “Kota Seribu Masjid” karena di Pulau itu memiliki 9000 lebih masjid, terbanyak diantara daerah lain.    

Tagline Kota Hadis adalah simbol dalam beragama dan penting dalam rangka menuju masyarakat yang religius serta kebangkitan umat. Namun, Helmi Hasan adalah pemimpin publik yang lebih berharga coretan tintanya ketimbang Pin Emas yang melingkar di dadanya. 

Redaksi