Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi baru saja menerbitkan sepucuk Surat Edaran yang berisi syarat masuk sekolah harus lunas Pajak Bumi dan Bangunan(PBB). Sontak saja surat yang bertandatangan dan bercap basah itu langsung viral di media sosial dan menjadi bulan-bulanan warganet.

Beragam komentar miring membanjiri group WhatsApp. Tak ketinggalan group RT yang biasanya cuma berisi seputar hajatan, sumbangan, urusan suka duka dan ngomongi tetangga pun ikut ramai. Simpulnya kebanyakan warganet menolak surat itu karena memberatkan siswa yang hendak masuk sekolah.

Surat Dedy sebenarnya tidak panjang lebar hanya selembar kertas yang berisi satu bait pengantar dan dua frasa poin inti. Namun, dampaknya bikin gaduh satu provinsi. Bahkan Gubernur Bengkulu Helmi Hasan pun ikut turun gunung. Helmi Hasan terpaksa ikut ‘disibukan’ dengan ulah ‘sang anak didik’ yang nampak sedang blunder.

Bala bantuan Helmi datang lewat sepenggal video pendek yang bernarasi seolah-olah isi surat itu bukan kehendak Dedy alias kesalahan teknis. Helmi mengaku sudah bertemu langsung dengan Dedy dan menayakan ihwal surat itu. Sembari menepuk jidat Helmi seolah menirukan gerakan Dedy yang terkejut dengan isi surat. Dedy seolah tidak tahu walaupu dia yang tandatangan.

Namun, beda Helmi beda pula Dedy Wahyudi. Dalam video klarifikasinya, Dedy Wahyudi justru dengan tenang menyampaikan latar belakang mengapa surat tersebut terbit. Menurut Dedy syarat lunas PBB untuk masuk sekolah ditujukan untuk program pembangunan. Uangnya akan digunakan untuk membangun jalan, drainase, lampu jalan hingga pendidikan dan kesehatan gratis.

Video klarifikasi yang disampaikan Dedy tersirat makna jikalau surat tersebut disusun, dibuat, ditandatangani, dan disetempel hingga menjadi dokumen resmi dengan penuh kesadaran dan terencana dengan matang. Surat dicabut lantaran mendapat penolakan dari masyarakat bukan perkara kesalahan teknis. Bukan pula karena terlalu semangat kerja hingga terburu-buru tandatangan seperti yang dinarasikan Helmi Hasan.

Helmi Hasan dan Dedy Wahyudi memang dua sosok politisi yang terlihat selalu ‘mesra’ sejak sama-sama memimpin Kota Bengkulu hingga kini keduanya sama-sama naik kasta. Helmi jadi gubernur dan Dedy menjadi wali kota. Namun, narasi Helmi dan Dedy seperti talak 3 dalam menjelaskan surat ‘sial’ itu ke publik.

Redaksi