Interaktif News – Pendangkalan dan penyempitan alur Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu kini mengancam roda perekonomian di Provinsi Bengkulu. Pelabuhan yang menjadi akses utama transportasi laut di Provinsi Bengkulu ini nyaris putus total.

Laporan terakhir menyatakan, kedalam alur Pelabuhan Pulau Baai hanya 2-3 meter LWS dengan lebar 40 meter saja. Akibatnya kapal angkutan barang dan orang tidak bisa bersandar dan keluar dari Bengkulu.

Saat ini yang paling terdampak ribuan warga Pulau Enggano yang terancam terisolir. Selain itu, distribusi barang industri seperti minyak CPO juga tergangu yang kemudian berdampak pada turunnya harga TBS kelapa sawit di tingkat petani.

“Pelindo sebelumnya berjanji pada Selasa lalu kapal sudah bisa berlayar ke Enggano membawa penumpang dan logistik. Namun hingga Rabu, kapal tetap belum juga bisa jalan,” ujar Gubernur Helmi, Jumat, (11/04/2025)

Gubernur Helmi bahkan sempat menemui langsung Direktur Utama Pelindo, Arif Suhartono di Jakarta untuk meminta keseriusan dalam penanganan masalah ini. Namun, Pelindo beralasan bahwa persoalan alur pelayaran bukan sepenuhnya tanggung jawab mereka. “Kinerja Pelindo kami nilai belum maksimal,” tegas Helmi Hasan.

Sebelumnya PT Pelindo II sempat menjanjikan anggaran Rp 1 Triliun untuk penanganan alur Pelabuhan Pulau Baai. Hal itu disampaikan langsung Eksekutif Direktur 2 PT Pelindo II, Drajat Sulistiyo dalam eksposes dihadapan Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, Kamis, (06/03/2025)

“Tadi kita dengan Pelindo ada Pak Drajat dari pusat, ada GM Pelindo Pak Joko, ada kawan-kawan asosiasi juga. Insya Allah persoalan Pelabuhan Pulau Baai akan dikerjakan April 2025 oleh Pelindo dengan asumsi anggaran sekitar Rp 1 triliun,” ujar Helmi Hasan.

Editor: Irfan Arief