Sekilas Tentang Ahmad Irfan, Calon Dirut Bank Bengkulu

Ahmad Irfan

Ahmad Irfan, calon Direktur Utama Bank Bengkulu, Foto: Dok

Interaktif News – Kamis, 23 Maret 2022, manajemen Bank Bengkulu menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang mana salah satu agendanya memilih beberapa jabatan direksi untuk diusulkan ke OJK yaitu; jabatan Direktur Utama, Direktur Kepatuhan, Direktur Operasional, dan Komisaris utusan pemegang saham. 

Sebelumnya dalam RUPS-LB yang digelar pada Desember 2021 lalu, pemegang saham Bank Bengkulu melakukan perombakan manajemen diantaranya memberhentikan Agusalim dari jabatan Direktur Utama, Yanti Kurniati dari jabatan Direktur Kepatuhan, dan Mulyadi dari jabatan komisaris utusan pemegang saham. 

Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah usai menggelar RUPS pagi tadi mengatakan, nama-nama calon direksi yang diputuskan dalam RUPS segera diajukan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk proses fit and proper test. Salah satu nama yang diajukan adalah Ahmad Irfan untuk jabatan direktur utama.

Lantas siapa Ahmad Irfan? Dikutip dari berbagai sumber, Ahmad Irfan merupakan bankir profesional yang sempat berkarir di Bank Jabar Banten (BJB). Ia bahkan sempat menjabat sebagai direktur utama selama 4 tahun sebelumnya akhirnya diberhentikan tahun 2018 lalu. Dibawah kepemimpinanya, BJB berhasil menjadi bank pembangunan daerah terbesar di Indonesia.  

Prestasi Ahmad Irfan semasa memimpin BJB turut diakui dunia. Ahmad Irfan menjadi nominator 15th Asia Busines Leader Award. Namanya nangkring bersama 66 CEO se-Asia yang berasal dari perusahaan-perusahaan Jepang, China, Hongkong, Singapura, India, Malaysia, Thailand, Taiwan, Filipina, dan Indonesia

Karir profesional Ahmad Irfan di dunia perbangkan berawal dari Bank Pembangunan Indonsia (Bapindo) lalu Bank Mandiri hingga akhirnya sukses menjadi direktur utama BJB. Usai berkair di BJB, Ahmad Irfan sempat dipercaya menjadi Deputi Keuangan International pada The World Peace Committee (TWPC).

Selain seorang bankir, Ahmad Irfan memiliki riwayat akademik yang sangat moncer. Ia adalah alumni Universitas Sriwijaya dan doktor ilmu ekonomi dari Universitas Padjajaran. Desertasi doktoral Ahmad Irfan yang berjudul “Model Strategi Bersaing: Studi Empiris pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia” mendapat apresiasi banyak pihak. 

Intisari dari disertasi pria kelahiran 18 Desember 1963 ini adalah adopsi teknologi, manajemen inovasi, dan pengelolaan sumber daya perusahaan. Konsep ini yang kemudian disebut ‘The Irfan Model’ yang kemudian menjadi role model pengembangan pembangunan daerah di Indonesia. [RS]