Kopi Rejang Lebong, Bengkulu Foto: Dok/Irfan Arief
Interaktif News – Pemprov Bengkulu menyambut baik rencana pengembangan budidaya kopi Bengkulu jenis Arabika di Desa Tebat Pulau, Bermanai Ulu, Rejang Lebong. Hal itu disampaikan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah saat menerima audiensi Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Rejang Lebong dan Eksportir Kopi PT ALKO Sumatera Kopi, Jumat, (16/9/22).
Menurut Rohidin, Kopi Bengkulu memiliki varian cita rasa yang sangat spesial dan berbeda dari daerah lain, serta memiliki nilai ekspor yang sangat menjanjikan.
"Selama ini, masyarakat secara mayoritas masih menanam kopi jenis Robusta. Namun, jika melihat dari segi ketinggian daratan daerah Bermani Ulu sudah memenuhi syarat untuk menanam kopi jenis Arabika yang berkualitas dan tentunya lebih menjanjikan keuntungannya dari segi ekonomi," ujar Rohidin.
Lebih lanjut, terkait perhutanan sosial sudah termanfaatkan dengan baik oleh masyarakat salah satunya dengan berkebun kopi. Jika para petani didampingi dan sistemnya dikelola secara baik seperti penanaman yang ramah lingkungan, tentu akan menjadi nilai lebih dan kopi yang dihasilkan berkualitas.
"Penerapan treacibility sangat bagus sehingga setiap satu biji kopi yang keluar atau diseruput bisa diketahui darimana asalnya, siapa petaninya, serta dengan metode apa cara penanamannya," terang Rohidin.
Sementara itu, perwakilan PT. ALKO Sumatera Kopi Rully menyampaikan potensi kopi di Bengkulu khususnya desa Tebat Pulau, kecamatan Bermani Ulu Raya, Kabupaten Rejang Lebong sangat potensial untuk dikembangkan kopi jenis Arabika. Hal ini dilihat dari syarat tumbuhnya sudah di atas 900 mdpl.
"Masih ada lahan yang belum terkelola di sini, padahal potensinya sangat bagus. Mungkin, skemanya nanti plasma (bagi hasil) ataupun ALKO yang mengontrak. Namun, ini perlu waktu untuk mengubah mindset petani Robusta ke Arabika," terangnya.
Lebih lanjut, menurutnya mengenai perbandingan harga, kopi jenis Arabika tentu lebih mahal dibandingkan Robusta. Hal itu dikarenakan kualitas rasa yang lebih baik serta proses penanaman atau perawatan yang sulit dan lama. Oleh sebab itu, PT. ALKO sudah memetakan lahan untuk dijadikan Demonstration Plot (Demplot) di wilayah Tebat Pulau.
PT. ALKO juga selama ini sudah melakukan ekspor kopi ke berbagai negara Eropa, Amerika, Jepang Malaysia dan Mesir. Dari 16 negara yang sudah melakukan kontrak, baru 30 persen yang dapat dipenuhi karena produksi Arabika masih sangat terbatas.
"Langkah awal, kita perlu hadirkan contoh seperti membangun demplot seluas 44 hektare sebagai lahan percontohan dan ke depan juga akan disiapkan sarana produksinya. Karena tidak mungkin, kita mengajak petani tanpa menyiapkan pasarnya," pungkas Rully.
Editor: Alfridho Ade Permana