Ilustrasi dampak Megathrust, Foto: Dok
Interaktif News – Belakangan isu mengenai potensi gempa megathrust ramai diperbincangkan. Hal ini disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang mengatakan jika megathrust nyata adanya. BMKG menjelaskan jika perkiraan adanya gempa besar ini berpotensi terjadi di zona Megathrust Selat Sunda dan juga Mentawai-Siberut.
Dilansir dari cnbcindonesia.com, jika ada beberapa upaya yang dilakukan dalam menghadapi potensi terjadinya gempa megathrust. Seperti yang dijelaskan oleh Kominfo Wajan Toni Supriyanto jika pihaknya tengah menyiapkan sistem peringatan realtime yang dapat ditampilkan di televisi dan juga smartphone. Bahkan, Kominfo mempersiapkan peluncuran sistem peringatan dini bencana pada bulan September 2024, yang merupakan hibah dari pemerintah Jepang.
Sedangkan di Kota Bogor, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengeluarkan surat edaran dalam upaya peringatan kesiapsiagaan terhadap bencana gempa bumi. Surat tersebut dibuat dan ditujukan kepada camat dan juga lurah untuk membantu masyarakat meningkatkan kesiapan.
Indonesia memang termasuk negara dengan letak geografisnya yang sering terdampak anomali suhu bahkan rawan akan bencana. Karena itulah sudah sewajarnya masyarakat lebih berhati-hati dan lebih sadar terhadap mitigasi bencana alam.
Namun, di balik usaha kesiapan setiap individu dalam mengumpulkan informasi dan juga keamanan lainnya, rupanya hal-hal tersebut menginspirasi berbagai karya kreatif film maupun novel. Mengolah tema bencana menjadi sebuah karya yang dapat dinikmati sekaligus menjadi peringatan dan pengingat juga bahwa bencana alam dapat datang kapan saja, bisa dibilang tidak mudah. Tak heran, tidak banyak judul film dan novel yang menyoroti fenomena bencana alam.
Salah satunya adalah karya tulis dari Huning Margaluwih. Ia menerbitkan novel di platform baca dan tulis digital Cabaca, berjudul >9SR. Novel ini mengolah gambaran cerita tentang bencana alam yang dikolaborasikan dengan genre fantasi dan misteri.
Menanggapi tentang novel dengan tema bencana alam, Lintang Filia, selaku editor dari novel >9SR menjelaskan jika novel-novel bertema bencana alam memang belum banyak diminati seperti novel romance ataupun misteri. Padahal, Indonesia dekat sekali dengan bencana alam yang seharusnya bisa menjadi sumber literasi dan pengetahuan melalui sebuah karya tulis.
“Dalam hal ini, penulis >9SR ternyata dapat mengangkat isu bencana besar yang diselipi fakta dan kritik bahwa di dunia nyata pun, hal-hal seperti mitigasi dan kepedulian pemerintah terhadap bencana alam khususnya gempa bumi dan tsunami masih sangat kurang,” jelas Lintang Filia saat diwawancarai secara daring, Senin, (2/9/24).
Novel >9SR sendiri mengisahkan Yodha, yang berusaha menutup telinga dari berbagai pemberitaan terkait ayahnya, Idris Adiwangsa, yang merupakan seorang staf dalam badan penanggulangan bencana. Ayahnya diduga bunuh diri. Namun, suatu ketika Andhana dan Andhien yang tidak ia kenal, datang dan menuduh ayah Yodha sudah membuat ayah keduanya menghilang tepat setelah menerima email rahasia dari ayah Yodha.
Namun, di tengah perdebatan dan saling curiga, fenomena alam di Indonesia semakin sering terjadi. Mulai dari tsunami besar melanda Indonesia, Jakarta tenggelam, gempa yang terjadi sesekali, hingga angin ribut yang muncul di pemberitaan.
Kini, baik Yodha, Andhana, dan Andhien berusaha menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi antara ayah mereka. Adakah rahasia yang diketahui keduanya terkait dengan bencana alam dahsyat yang melanda Indonesia? Benarkah prakiraan bencana alam tersebut sengaja disembunyikan kabarnya demi kepentingan politik?
“Megathrust baru-baru ini jadi kegelisahan masyarakat. Uniknya novel ini sudah terbit dari 2020,” jelas Fatimah Azzahrah, Co-Founder Cabaca, diwawancarai secara daring pada (2/9/2024). Ia menambahkan bahwa artinya, memang ada kesenjangan antara edukasi dan pengetahuan umum masyarakat. Diharapkan, novel ini bisa memantik lebih banyak karya lain serta bisa jadi ambil bagian dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang siaga bencana.
Editor: Iman SP Noya