Salah satu momentum perayaan HUT ke-20 Seluma, Foto: Dok
Interaktif News – Sepekan lebih rangkaian perayaan HUT Kabupaten Seluma ke-20 mengisi sebagian aktifitas pemerintahan di Kabupaten Seluma. Mayoritas berjalan sukses, mulai dari perlombaan olahraga hingga lomba kreasi budaya seperti Festival Nasi Jambar. Namun, gegap-gempita perayaan HUT Seluma menjadi sasaran kritik lantaran hanya dirasakan kalangan elit saja.
Tokoh Pemuda Seluma, Septo Adinara mengatakan, perayaan HUT seharusnya menyentuh seluruh kalangan sehingga rasa bangga dengan Kabupaten Seluma semakin membumi. Ketika seluruh kalangan dilibatkan akan terjadi dampak positif yaitu; rasa kebersamaan untuk saling mengisi dalam ruang pembangunan. Saat terjadi ketimpangan dalam sentuhan pembangunan yang terjadi seolah-olah Seluma hanya milik kalangan elit.
"Apa makna acara besar tetapi tidak melibatkan masyarakat secara luas, kalau acara itu dapat melibatkan semua kalangan akan berdampak positif bagi tatanan sosial. Jadi anggaran daerah yang dihamburkan untuk perayaan HUT itu punya manfaat” kata Septo.
Tidak hanya menyoroti perayaan HUT Seluma, Septo juga melihat beberapa persoalan di Seluma salah satunya kasus OTT Pungli SK PPPK Nakes yang saat ini tengah menjadi bahkan menjadi sorotan media nasional. Peristiwa itu menggambarkan bahwa tata kelolah birokrasi di Seluma masih syarat dengan praktik Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN).
"Tepat di momen hari jadi Seluma ke-20 tahun seharusnya Bupati Erwin bisa mengambil keberanian menjelaskan kepada publik terkait kasus OTT kemaren karena itu menyangkut citra dari sebuah daerah kita dilihat masih syaratnya akan praktik KKN," ungkap Dia.
Menurut Septo, masih banyak pekerjaan rumah yang justru membutuhkan perhatian serius dibandingakan mengalokasikan anggaran milyaran untuk HUT. Ia menyebutkan, salah satunya persoalan tapal batas yang sampai hari ini masih bersengketa di MA. Masyarakat Seluma khususnya wilayah kecamatan Maras masih menunggu kejelasan status.
"Semua masyarakat menunggu keputusan itu, jangan sampai menggantung dan membuat masyarakat Seluma menunggu jawaban. Harusnya Bupati Erwin berani menjawab semua persoalan ini sebagai pemimpin harus mengambil resiko kedepannya demi menuju Seluma Alap," kata Dia.
Tidak sampai di situ Septo juga menyoroti program unggulan 1000 jalan mulus yang saat ini terus digencarkan pekerjaannya. Program ini adalah tumpuan utama untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat namun butuh parameter yang jelas agar maksud dari program 1000 jalan mulus tidak bias persepsi.
Apakah 1000 kilometer atau 1000 jengkal atau 100 gang atau parameter lain yang bisa dijadikan refrensi untuk mengukur kinerja pemerintah. Sisi lain jabatan Bupati Erwin dan Gustianto tinggal menyisahkan satu setengah tahun sebelum memasuki pemilu 2024 .
“Alhamdulillah baiknya dari masa kepemimpinan bupati kita saat ini sudah banyak jalan rusak diperbaiki namun baiknya pengawasan harus lebih itensif, tidak menutup kemungkinan dinas dan kontraktor tidak maksimal. Kami mendukung cita-cita Pemda Seluma dalam mewujudkan seribu jalan mulus tapi masalahnya waktu tinggal setengah tahun. Artinya parameternya harus jelas berapa yang tercapai dan progresnya sejauh mana" pungkas Septo
Reporter: Deni Aliansyah Putra