Woman`s Crisis Centre Cahaya Permpuan Bengkulu, Foto: Dok
Interaktif News – Forum Komunikasi Perempuan Akar Rumput (FKPAR) Kabupaten Seluma yang merupakan bagian dari Woman`s Crisis Centre (WCC) Cahaya Perempuan Bengkulu mengunjungi rumah terduga korban pelecehan seksual di Kabupaten Seluma.
Kunjungan FKPAR tersebut bertujuan untuk melakukan pendampingan kepada korban yang kini masih mengalami trauma berat atas kejadian tersebut, Senin, (15/01/2024).
Pengurus FKPAR Seluma, Ismadiya mengatakan, kunjungan ke rumah terduga korban tersebut untuk mengkonfirmasi peristiwa secara langsung, apakah benar telah terjadi peristiwa pelecehan terhadap korban yang masih bawah umur tersebut.
"Pertama kami ingin cek kebenaran tentang pemberitaan yang belakangan ini menyebut terduga korban sudah dilecehkan. Selanjutnya tujuan kami untuk melihat kondisinya yang kemudian akan dilakukan pendampingan psikologis” kata Ismadiya.
Ia mengungkapkan, korban saat ini masih dalam keadaan trauma hingga mengarah ke depresi akibat pelecehan yang dialami. Solusi damai tidak menjamin kesehatan mental korban tidak terganggu.
"Terduga korban kini trauma hingga sudah mengarah ke depresi, korban hanya bisa menangis dan sama sekali belum ingin berbicara kepada kami sehingga memang dibutuhkan pendampingan psikologis," ujar Ismadiya.
Kasus ini lanjut Ismadiya, sudah disampaikan kepada Women’s Crisis Center (WCC) Cahaya Perempuan Bengkulu. Pihaknya juga akan melapor ke Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Seluma agar ditindaklanjuti.
"Setelah didampingi psikolog, Insyaallah korban akan bercerita dengan psikolog maka kita urus dulu soal pemulihan mental korban agar bisa menceritakan bagaimana kronologi yang sebenarnya.
Semoga secepatnya jelas kebenaran kasus ini karena kasihan terduga korbannya anak piatu yang nggak punya ibu lagi dari kecil. Korbannya tidak ada tempat cerita, curhat selama ini," jelas Ismadiya
Diberitakan sebelumnya, korban diduga dilecehkan oleh oknum Caleg DPRD Seluma Dapil 1 dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) berinisial AY. Korban merupakan karayawan dari AY yang bekerja sebagai staf IT.
Kasus ini sebelumnya telah dimediasi oleh pemerintah desa tempat korban tinggal. Hasil mediasi menyebutkan, telah terjadi kesepakatan damai antara AY dengan pihak keluarga korban.
Kepala Desa setempat saat dikonfirmasi membenarkan telah terjadi mediasi namun ia membantah informasi yang berkembang, yang terjadi hanya miskomunikasi dan kesalahpahaman saja.
Reporter: Deni Aliansyah Putra