Interaktif News – Wujudkan program swasembada pangan, Pemerintah Kabupaten Mukomuko mendukung penuh usaha pabrik pengolahan gabah menjadi beras oleh pengusaha yang ada di daerah ini.
"Pemerintah daerah sangat mengapresiasi tinggi bagi pengusaha yang berinvestasi di Mukomuko. Rencananya nanti ada satu lagi usaha yang sama," kata Bupati Mukomuko, H. Sapuan.
Bahkan bupati baru-baru ini melakukan kunjungan ke pabrik pengolahan gabah menjadi beras terbesar di Provinsi Bengkulu. Pabrik itu beroperasi di Kecamatan Air Dikit. Bupati mendatangi pabrik pengolahan beras untuk memastikan kapasitas pabrik pengolahan gabah menjadi beras tersebut.
"Keberadaan pabrik pengolahan gabah menjadi beras ini sesuai arahan pemerintah pusat bagaimana daerah bisa swasembada pangan," ujarnya.
Untuk itu, pemerintah daerah mendukung program nasional dan pemerintah pusat yang berkeinginan daerah tidak mengimpor lagi pangan. Terbukti Kabupaten Mukomuko mampu menjadi daerah swasembada pangan.
"Alhamdullilah, swasembada pangan dapat kita wujudkan dengan baik," ujarnya.
Plt Kepala Disperindagkop dan UKM Kabupaten Mukomuko, Nurdiana SE, MAP menyatakan, daerah ini memiliki pabrik pengolahan beras terbesar di provinsi yang terletak di Kecamatan Air Dikit. Pabrik pengolahan beras ini memiliki kapasitas sebesar 3 ton per jam, dan dalam satu hari mereka bisa menghasilkan beras sebanyak 10 ton. Dalam satu bulan sebanyak 300 ton, dan jika setahun 36.000 ton.
"Setelah ada pabrik, gabah kering panen yang ada di Kabupaten Mukomuko tidak mungkin lagi dijual keluar kabupaten," ungkapnya.
Bahkan gabah kering panen petani, tidak mencukupi. Sehingga mereka terpaksa membeli gabah di luar daerah. Seperti di wilayah Seginim dan Kabupaten Lebong. Nurdiana menyatakan, sejak tahun 2022 laku terjadi surplus gabah termasuk juga surplus beras.
"Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022. Produksi gabah kering panen petani di daerah ini sebesar 63.000 ton dan produksi beras mencapai 37.800 ton per tahun," pungkasnya. (Wanti/Adv)