Ketua DPC INSA Bengkulu, Rela Sumadiyana saat mengikuti rapat bersama APBB Bengkulu, di Hotel Madeline, Jumat, 8 November 2024, Foto: Dok/Irfan Arief
Interaktif News - Ketua Dewan Pimpinan Cabang Indonesian National Shipowners Association (DPC INSA) Bengkulu, Rela Sumadiyana, menghadiri pertemuan yang diinisiasi oleh Asosiasi Pertambangan Batu Bara (APBB) Provinsi Bengkulum Jumat, (8/11/2024).
Rela Sumadiyana mengatakan dalam pertemuan itu, pihaknya bersama perusahaan pengguna jasa pelabuhan lainnya membahas langkah-langkah penanganan pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai yang semakin mendesak.
“Pelabuhan ini merupakan gerbang utama bagi kegiatan ekonomi Bengkulu, namun kondisinya yang memprihatinkan saat ini telah menghambat aktivitas keluar masuk kapal,” kata Rela Sumadiyana.
Pada pertemuan tersebut, dibahas wacana pengerjaan pengerukan alur pelabuhan melalui skema konsorsium perusahaan pengguna jasa pelabuhan. Menurut Rela, pengerukan alur merupakan prioritas mendesak karena jika alur tidak optimal, ekonomi Bengkulu terancam terganggu akibat sulitnya arus logistik barang.
“Pelabuhan Pulau Baai adalah pintu utama bagi ekonomi Bengkulu. Jika pendangkalan alur tidak segera diatasi, kegiatan operasional pelabuhan akan terhenti, yang pada akhirnya akan melumpuhkan ekonomi provinsi ini,” ujar Rela.
Dia juga menekankan bahwa perbaikan alur ini penting demi memastikan kelancaran arus barang dan meningkatkan perekonomian masyarakat Bengkulu.
Dalam pertemuan ini, selain APBB, hadir pula perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor komoditas lain seperti CPO (minyak kelapa sawit) dan Pertamina sebagai bagian dari pengguna jasa pelabuhan. Namun pihak Pertamina berhalangan hadir dalam pertemuan itu.
“Mereka sepakat bahwa kondisi alur yang ada saat ini sangat menghambat aktivitas pelayaran. Kapal-kapal yang masuk harus menyesuaikan dengan kedalaman draft kapal dan pasang surut air, yang sangat tidak efisien bagi dunia usaha,” jelasnya.
Langkah selanjutnya, kata dia, pihaknya bersama perusahaan lainnya sepakat akan melibatkan konsorsium perusahaan untuk menangani proyek pengerukan ini secara serius dan terpadu. Hal ini dilakukan untuk memastikan agar pengerukan bisa dikerjakan secara profesional, cepat, dan sesuai standar yang dibutuhkan.
"Melalui perusahaan konsorsium ini, pelaku usaha akan bekerja sama dalam pembiayaan dan pelaksanaan pengerukan sehingga dampak positifnya segera dapat dirasakan oleh semua pihak," tutup Rela.
Reporter: Irfan Arief