Gusnan Mulyadi Kepala Daerah Paling Aktif di Facebook

'

InteraktifNews - Sejak dilantik menjadi Plt Bupati Bengkulu Selatan pada 18 Mei 2018 lalu, Gusnan Mulyadi telah membuat status FB rata-rata 10 konten per bulan, apabila angka itu dikali dengan hampir setahun Ia menjabat sebagai Plt Bupati artinya lebih kurang 100 status yang Ia posting di laman facebook miliknya. Angka itu tertinggi dibanding akun FB milik kepala daerah lain di Bengkulu, bahkan beberapa kepala daerah di Bengkulu tidak memiliki akun FB pribadi. 

'

Pantauan media ini hanya Gusnan Mulyadi dan Gubernur Rohidin yang memiliki akun FB pribadi yang aktif secara berkala namun, belakang Gubernur Rohidin juga vakum up date status di FB. Selebihnya Bupati Mukomuko Choirul Huda, Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan, Bupati Bengkulu Utara Mian, Bupati Kepahiang Hidayatullah Sjahid juga aktif di FB tapi nampak seperti dikelolah admin.

Melalui akun FB miliknnya, facebook.com/gusnan.mulyadi bupati yang akrab dipanggil Gundul itu memposting berbagai konten mulai dari aktifitas pribadi dan keluarga sampai dengan aktifitas pekerjaannya sebagai plt Bupati. Terakhir yang terpantau, Gusnan meng-upload poto bersama dengan Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Poltak Raja Minyak Ruhut Situmpol di sebuah acara Capres 01 Jokowi-Amin. 

Uniknya, tidak hanya memposting status kemudian ditinggal pergi seperti kebanyakan tokoh publik lain. Gusnan kerap melayani komentar netizen setelah Ia memposting status, tidak jarang dari ratusan komentar direspon balik walaupun cuma dengan emoticon atau like. 

Status FB yang diunggah pada tanggal 11Januari lalu, Gusnan nampak menulis di laman FB miliknya tentang ucapan terimakasih kepada jajaran Dinkes Bengkulu Selatan yang telah melayani keluhan kesehatan warga Pino Raya. Postingan itu nampak ramai, lebih dari 100 komentar dan ratusan like, hebatnya Gusnan merespon sampai komentar terakhir yang datang dari akun Thomas Ansori.

Thomas Antori; “Lapor jugau Pak Plt adau warga Desa Lubuk Tapi Ulu Manna kenai diabetes betis kidau au lah rumpak ampir sekilan ngitam ampir kinak an tulang. Aku lupau namawau. Diau ngikut anak au di Samping masjdi dim jambat nian belah kidau jak Manna. Lah ku tanyaui

Gusnan Mulyadi: “Thomas Antori Insha Allah Kadiskes Dang Redhwan akan segera memerintahkan Ka puskesmas Lubuk tapi cek, dan bawah ke Manna sgra” 

'

Gusnan juga sering melakukan siaran langsung via FB seperti yang dilakukan banyak pengguna FB. Sedikit berbeda, Bupati yang lebih suka menggunakan bahasa daerah (serawai) ini biasanya melakukaan siaran langsung saat menerima kunjungan dari masyarakat. Seperti yang Ia lakukan saat menerima kunjungan warga Kecamatan Bunga Mas dan Kedurang pada 11 Februari 2019 yang menyampaikan masalah tata kelolah dana desa. Gusnan menyiarkan langsung apa yang Ia sampaikan dan disampaikan masyarakat.

Mantan pengusaha itu juga sering mempromosikan potensi wisatan dan budaya Bengkulu Selatan di laman FB miliknya. Gusnan bahkan terlihat aktif memposting poto-poto spot wisata, potensi pertanian, bahkan pertemuan-pertemuanya dengan beberapa tokoh juga ikut diabadikan, termasuk juga kata-kata mutiara dan motivasi. 

Profil FB personal Gusnan Mulyadi juga memiliki profil yang luar biasa, perteman mencapai batas akhir yang diatur FB (5000 teman). Begitu juga dengan menu poto yang ketika di klik terdapat ribuan poto unggahan pribadi dan tidak termasuk poto yang mampir karena unggahan pengikut. Keterbukaan Gusnan juga ditunjukan melalui pengaturan FB yang dibuat terbuka sehingga siapa saja bisa menandai dan memposting di laman FB miliknya.

Sementara itu, menurut pakar komunikasi Universitas Airlangga Suko Widodo, pejabat yang aktif di medsos itu artinya pejabat tersebut telah mampu bertransformasi sosial sehingga harus siap menghadapi komentar dari netizen yang memiliki psikologi egaliter atau sederajat. 

Menurutnya, Jika pejabat berani masuk di ruang medsos yang terbuka dan bebas bisa saja dimaknai sebagai pejabat publik yang transparan dan lebih aspiratif. Para pejabat yang lazimnya berusia lebih tua dari mayoritas kaum netizen dapat memunculkan "generation gap" anara pejabat yang bermedsos dengan mayoritas netizen.

“Boleh saja bermedsos, tapi mesti memahami persis psikologi komunikasinya medsos karena medsos itu sifatnya partisipannya setara atau egaliter," terang  Suko Widodo, dikutip jatimnow.com

Suko yang juga menjabat sebagai Kepala Pusat Informasi dan Humas Unair itu mengatakan pejabat tersebut akan menjadi bahan bullying netizen sehingga berujung menjadi kurang populer.

"Sifatnya netizen itu tak peduli siapa yang bicara, jika tidak suka, langsung direspon bebas. Bahkan dalam posisi ekstrim bisa diserang atau di-bully tanpa ampun, tapi apakah dia siap menghadapi respon netizen yang berekspresi bebas, Jika siap silahkan bermedsos, tapi musti siap bermental netizen," pesan Suko 

Penulis: Riki Susanto
Editor: Freddy Watania