Membludak, demikian suasana Job Fair yang digelar Pemprov Bengkulu, Rabu, 10 April 2025. Ribuan kaum rebahan memadati Balai Raya Semarak yang berharap segera putus hubungan dengan pengangguran. Mereka menggantungkan masa depan dengan dengan janji Helmi Hasan yang katanya telah menyiapan ribuan lowongan.

Job Fair ini bermula dari launching program “Loker Merah Putih” bulan Maret lalu. Program ini diharapkan mampu menyerap tingginya angka pengangguran di Provinsi Bengkulu. Bukan menyerap rindu kamu yang kini menyala-nyala. Loker Merah Putih adalah kepingan dari tagline “Bantu Rakyat” yang saat ini tengah digadang-gadang.

Namun, portal Loker Merah Putih tidak lah setinggi ekspektasi kamu untuk balikan dengan mantan yang kapan ketemu masih mendebarkan. Portal Loker Merah Putih hanyalah dashbord informasi loker yang sebenarnya sudah berseleweran di dunia maya. Tidak jelas apa peran Loker Merah Putih. Apakah intervensi, agensi atau sekedar ‘cocokologi’ dengan julukan baru Provinsi Bengkulu? Bumi Merah Putih.

Job Fair ala Helmi Hasan telah menyuguhkan pemandangan yang demikian menyesakan, pedih dan elus dada. Pilu rasanya melihat ribuan anak muda bahkan paruh baya yang rela menantang teriknya lambang PAN. Lebih menyayat lagi jikalau lowongan itu hanya demi kata “seribuan” yang kerap melekat dengan Helmi Hasan. Sejak dulu zaman wali kota. Mulai dari seribu jalan, seribu janda, seribu pemuda hijrah hingga kemaren seratus ribu orang makan dengan nampan.

Job Fair seharusnya bisa dilakukan dengan cara yang lebih memanusiakan. Peradaban telah berubah, tidak perlu berpandang mata untuk menyambung rasa. Cinta bisa menyala dengan satu ketukan emotikon saja. Job Fair virtual kini telah familiar dimana-mana. Jadul rasanya jika masih menggendong map berisi biodata. Era digital telah menjawab segalanya, tandatangan pun bisa sah.

Sekalipun hari-hari cuma rebahan, siapa pun enggan dilabeli pengangguran. Frasa itu toxic dalam kehidupan. Pengangguran bukan hanya soal penghasilan tapi beban moral, masa depan dan modal pendekatan dengan gebetan. Serbuan pencari kerja ke ‘istana’ bukan lelucon. Mereka berharap, bukan alat, bukan sekedar ngumpul tapi berharap doa makbul, semoga!

Redaksi