APLSI Himbau Masyarakat Agar Tak Lagi Khawatir Oleh Pembangunan PLTU

Ilustrasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)

Bengkuluinteraktif.com - Ketua Harian Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) Arthur Simatupang mengimbau kepada masyarakat Indonesia untuk tidak lagi khawatir terhadap polusi hasil pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU).

Pasalnya, pembangunan PLTU sekarang ini sudah menggunakan teknologi canggih yang memungkinkan pengurangan polusi tersebut. 

“Tak perlu khawatir dengan pembangunan PLTU. Saat ini, PLTU sudah menggunakan ultra super critical yang lebih ramah lingkungan,” kata Arthur melalui keterangan tertulis, Kamis (26/4/2018). 

Penggunaan teknologi ultra super critical (USC) merupakan hasil dari inovasi dan perkembangan teknologi selama 10 tahun terakhir. 

Dengan USC, penggunaan teknologi sub critical untuk pembangunan PLTU otomatis ditinggalkan. "Teknologi USC memiliki tekanan dan temperatur uap lebih besar 26 Mpa dan 700 Celcius, sehingga efisiensinya mendekati 50 persen. 

Di Pulau Jawa, ada beberapa PLTU yang memerlukan USC seperti PLTU Jawa 7, PLTU Jawa 9, PLTTU Jawa 10, PLTU Cirebon 2, dan PLTU Cilacap," jelas Arthur. 

Namun demikian, Arthur menambahkan bahwa ada beberapa pembangkit berbahan bakar batu bara yang menerapkan HELE (High Efficiency Low Emission) justru tengah mengalami kendala, seperti perizinan lingkungan dan pembebasan lahan. 

Arthur pun meminta pemerintah, dalam hal ini PLN untuk tidak tinggal diam akan kondisi tersebut. PLTU yang ramah lingkungan perlu didukung dengan cara memberikan kepastian hukum dan kepastian investasi secara jangka panjang.

“Pemerintah seakan lepas tangan. Harusnya pembangunan PLTU itu didukung dengan berbagai upaya agar mendapatkan kepastian hukum dan kepastian investasi. Mungkin bisa disosialisasikan bahwa PLTU itu sekarang sudah ramah lingkungan,” sambungnya.

Sebagai informasi, PLTU merupakan prioritas PLN di dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2018-2027. 

Penyebanya adalak listrik dari PLTU adalah yang paling murah. Dengan begitu maka PLTU sekarang menjadi pilihan utama dan pembangunannya masih sesuai rencana. Harga listrik dari PLTU merupakan yang paling murah di antara pembangkit jenis lain.

Saat ini, harga listrik dari PLTU berada di 4 sen dollar AS sampai 5 sen dollar AS per kilowatt hour (kWh). Harga listrik yang murah itu akan menghasilkan beban tarif listrik yang rendah.

Hal itu kemudian berdampak pada masyarakat yang bisa menjangkaunya dan industri mampu lebih bersaing dengan negara lain.(Kompas.Com)